Ikhwah fillah,
Banyak kami dapati dari rekan-rekan yang rajin mengikuti
pengajian (maaf bukan dari orang yang tidak mau ngaji), baik melalui radio,
atau datang langsung di majlis ta’lim. Ketika diminta untuk berdakwah mereka
keberatan dengan alasan “ilmu saya baru sedikit” atau “belum cukup ilmu” atau
saya takut keliru” atau dengan kalimat yang semisal dengan itu. Padahal dalam 1
kali ta’lim begitu banyak hadits dan ayat yang disampaikan para ustadz lengkap
dengan penjelasan bahkan sandaran dalilnya. Apakah itu bukan ilmu? Apakah itu
sesuatu yang rendah? Padahal mengetahui 1 kebenaran itu pahalanya begitu tinggi
disisi Alloh.
Ikhwah fillah, dalam urusan dakwah jangan bandingkan ilmu
kita dengan ilmu yang dimiliki para ustadz kita, jangan bandingkan ilmu kita
dengan kitab-kitab para ulama, jika membandingkan dengan hal itu jelas saja
tidak ada apa-apanya.
Tetapi bandingkanlah ilmu yang kita miliki dengan pengetahuan
masyarakat kita. Maka kita dapati ilmu yang kita ketahui itu tidak diketahui kebanyakan
masyarakat. Bahkan ilmu kita terasa cukup tinggi. Masyarakat kita sangat jauh
dari ilmu, mayoritas mereka tidak tahu kandungan Alquran dan Hadits. Bahkan perkara-perkara
pokok dalam agama saja mereka tidak tahu !!! seperti perkara syiriknya
perdukunan mereka tidak tahu, ciri-ciri praktek perdukunan mereka tidak tahu, bagaimana
mengimani adanya jin mereka tidak tahu, dan masih banyak perkara penting yang mereka
tidak tahu. Atau sekalipun diantara mereka ada yang tahu, mereka dilanda hawa
nafsu sehingga menyimpang dari ilmu yang mereka ketahui, dan tentunya wajib untuk kita ingatkan kembali.
Maka jika 1 dalil saja beserta penjelasannya kita sampaikan
pada mereka, subhanalloh, itu akan sangat bermanfaat bagi mereka, sangat
bermanfaat bagi penegakkan agama, sangat bermanfaat untuk kita sendiri dan juga
keluarga kita !!!
Bukankah dalam 1 kali pengajian kita dapati banyak dalil yang
disampaikan para ustadz beserta penjelasannya? Lantas apakah itu? Mengapa kalian
takut untuk menyampaikan?
Dalam hal ini sebenarnya bukan perkara ilmu yang sedikit,
tapi kebanyakan kita yang mengikuti pengajian/ta’lim tidak bersungguh-sungguh,
tidak fokus dengan apa yang disampaikan ustadz, sehingga tidak dapat
menyampaikan kembali apa yang dijelaskan ustadz. Ilmu berlalu begitu saja dari
telinga kanan keluar telinga kiri.
Orang yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu pasti akan
dapat menyampaikan apa yang dia dengar atau dia lihat.
Dalam berdakwah, bukan perkara ilmu sedikit atau banyak,
tetapi apakah ilmu itu benar atau tidak. Ilmu sedikit jika itu adalah kebenaran
maka wajib disampaikan. Ilmu banyak tapi jika itu kesesatan maka wajib
ditinggalkan.
Sebagai contoh, kita mengetahui tentang haramnya berbuat bid’ah
dan hanya 1 dalil saja yang kita tahu, bukankah itu sedikit? Tetapi itu adalah
kebenaran karena sesuai antara penjelasan dan dalil, maka wajib disampaikan. Mengetahui
haramnya judi dengan 1 dalil saja, maka itu sudah cukup untuk disampaikan,
didakwahkan.
Bukankah rekan-rekan mengetahui banyak dalil dan
penjelasannya, kenapa tidak berani menyampaikan?
Belum lagi, justru yang kebanyakan menjadi pembicara dalam
berbagai forum, baik itu pengajian, atau khutbah jumat, ataupun ceramah-ceramah
umum diberbagai tempat malah orang-orang sesat atau orang-orang yang
mengajarkan bid’ah atau melestarikan bid’ah. Bukankah antum semua sangat jauh
lebih baik untuk menyampaikan daripada mereka !! ilmu yang antum ketahui adalah
kebenaran walaupun sedikit, sedangkan ilmu mereka adalah kesesatan walaupun
banyak, atau ilmu mereka tercampur dengan bid’ah atau melestrikan bid’ah atau
bahkan mereka yang memerintahkan kepada bid’ah terebut. Akhi, antum jauh lebih
baik dari mereka, berlatihlah berbicara, berlatihlah untuk menyampaikan. Tak
ada yang tidak bisa jika kalian mau belajar, tak ada yang tak bisa jika kalian
bersungguh-sungguh untuk membela kebenaran.
Dan perlu antum sadari juga bahwa ustadz-ustadz “kabir”
jumlahnya hanyalah sangat sedikit, tak mungkin mereka menyampaikan dakwah
disemua tempat, dan tak mungkin pula semua orang disuruh berkumpul disatu
tempat, disatu majlis. Sedangkan jumlah orang yang harus didakwahi jauh lebih
banyak daripada ustadz-ustadz kabir itu, bahkan jauh lebih banyak dari kita
yang mengenal sunnah. Sadarilah akhi...
Dan juga kita jangan meremehkan orang yang berusaha
menyampaikan kebenaran, sekalipun ilmunya sedikit, meremehkan mereka dengan
sebutan “ustadz karbitan”, “ustadz kemarin sore” atau dengan sebutan lainnya. Sungguh
setan telah menguasai orang yang mengatakan demikian. Sudah tak mau
menyampaikan meremehkan oran lain pula...na’udzubillah min dzalik. Afala ta’qilun?
Yah begitulah tipu daya setan, memberikan was-was kedalam
diri kita, baik was-was itu datangnya memang dari setan atau bahkan datangnya bisa
dari orang yang bertampang ustadz maka itu adalah was-was !! karena setan tidak
ingin manusia-manusia yang menjadi mangsanya tersadarkan dari godaannya dengan
dakwah yang kita lakukan, walaupun dakwah kita hanya beberapa penggal kalimat,
walaupun dakwah kita hanya beberapa penggal dalil, tetapi jika itu dapat
menyadarkan manusia dari kemaksiatannya maka sungguh itu bernilai besar disisi
Alloh, yang dikatakan oleh Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam sebagai lebih baik
dari unta merah.
Dan betapa bencinya setan jika hal itu terjadi ! maka dia
sebarkan terus syubhat semacam itu untuk menghalangi kita berdakwah kepada
masyarakat.
Maaf jika tulisan ini ada kekurangan, insyaAlloh kami coba
sempurnakan. Semoga bermanfaat untuk mengusir was-was setan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar