Jumat, 27 Juli 2012

Curhat kawan: Dakwah pada keluarga


Aku dilahirkan di Depok, dilingkungan yang tidak mengerti agama. Bapakku hanya lulusan SD, ibuku bahkan tak pernah disekolahkan oleh kakekku hingga tak bisa baca dan tulis. Ibuku pun pada awalnya tak pernah sholat karena memang tak bisa, mungkin tak pernah ada yang mengajarkan. Tetapi mereka mash menyuruh aku dan kakak serta adikku untuk senantiasa mengaji.

Makanya ketika masa SMA aku sering menangis untuk meminta ibuku untuk sholat atau belajar sholat, begitu juga dengan kakakku, dan akhirnya beliaupun mau untuk belajar, dan alhamdulillah ada tetangga yang bisa mengajarkan beliau.

Tetapi tetap mereka masih sangat awam sekali dengan agama terutama ibuku. Beliau masih percaya dengan berbagai khurofat/tahayyul. Masih mempercayai suara burung, cecak, mata senut-senut, kupu-kupu, dan berbagai khurofat lainnya.

Aku sendiri selepas SMA melanjutkan kuliah ditempat yang jauh yaitu surabaya, dan aku sendiri saat itupun masih begitu awam dengan agama Islam dan juga pernah tinggal dimalang, jadi aku dijawa timur sekitar 8 tahun. Yang alhamdulillah diakhir-akhir waktu itu aku mulai mengenal agama, dikarenakn kehausan diriku yang selama ini mencari sesuatu yang hilang, dan itulah agama Islam, walalupun sejak kecil aku dilahirkan dalam keadaan Islam, hanya saja tak pernah tahu ajaran-ajaran Islam yang sesungguhnya. Yang ku dapati hanyalah tradisi yang turun-temurun dan tak jelas asal-usulnya yang dibaluri dengan topeng Islam.

Ibu bapakku selama ini tinggal bersama kakak keduaku dan adikku yang sempat kuliah dan tinggal dibogor, sedangkan kakak pertamaku sejak kuliah sampai sekarang berada dijawa timur. Kami 4 orang bersaudara semuanya laki-laki.

Sampai terakhir kemarin menjelang bulan romadhon 1433 H ini, ibuku mengikuti acara pengobatan yang mengandung unsur perdukunan. Dan hal itu dibiarkan juga oleh bapakku. Walaupun sudah diperingatkan oleh adikku sejak awal agar tidak mengikuti acara tersebut, tetapi beliau tetap bersikeras untuk ikut, maklumlah karena dipengumumannya gratis.

Selama ini aku sudah mencoba untuk meminta ibuku ikut pengajian tetapi beliau selalu menolak, dan biasa kalau aku ngomong masalah itu walau hanya beberapa kata ibuku langsung bereaksi tidak suka, dengan ungkapan yang sering dilontarkannya: elu bikin pusing gua aja, bikin darah tinggi gua naik aja...begitulah penolakan beliau dengan logat betawi yang kental.

Kalau sudah keluar ucapan seperti itu ditambah lagi suka membanting pintu kamar, maka kami hanya terdiam. Seperti itu yang terjadi selama ini.

Kemudian, beberapa hari menjelang romadhon, aku mencoba mengundang ustadz untuk datang kerumah dalam rangka pengajian keluarga, aku beritahu ibu-bapakku, kakak dan adikku, alhamdulillah ibu bapakku mau ikut walaupun dengan terpaksa dan masih ada sikap penolakan dengan berbagai alasan bahkan ibuku mengancam mau pergi kerumah saudara saat ada pengajian.

Tetapi sayang sungguh disayang adik dan kakakku malah gak ikutan, dengan berbagai alasan. Akhirnya aku, istriku dan ibu-bapakku yang mengikutinya sampai selesai, wlaupun ibuku terlihat tidak konsen dengan berbgaia gerak-gerik yang terpaksa.

Seminggu berikutnya aku undang lagi ustadz datang kerumah. Aku juga beritahukan kepada bapakku, ibu, dan kakakku, walaupun agak mendadak sehingga tak sempat menyampaikannya kepada adikku karena dipagihari itu adikku tidur. Ketika aku beritahukan aku undang ustadz lagi ibuku masih menolak dengan berbagai ungkapan, tapi alhamdulillah beliau pada akhirnya mengikutinya, itupun karena istriku harus menangis dulu untuk membujuknya.

Tetapi bapakku sekarang malah gak ikut, begitu juga dengan kakak dan adikku. Padahal aku berharap banyak pada kakak dan adikku yang sebenarnya mereka sudah agak mengerti dengan agama untuk menemani ibu mengaji dikeluarga kami. Yah...tapi begitulah kenyataannya, katanya mereka selalu berdoa agar ibuku mendapat petunjuk, tetapi kenyataan realitanya tak ada aksi yang lebih selain berdoa, yah karena memang mereka selama ini merasakan kemanjaan yang diberikan ibuku sehingga begitu takut jika ibu sudah mengeluarkan kata-kata ancamannya.

Maaf segini dulu kisahku...jika sempat aku akan perbaiki...insyaalloh.

Rabu, 11 Juli 2012

Tujuan Blog Ini Dibuat

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Alhamdulillah, Allohumma sholli wasallim 'ala nabiyyina Muhammad

Ikhwah fillah, khususnya diwilayah depok dan sekitarnya.
Berbagai macam kemaksiatan, kesesatan, kebatilan, kekufuran merajalela di tanah air kita dan khususnya dikota kita Depok yang tercinta.

Maka bagi orang-orang yang beriman kepada Alloh harus menjalankan tawashowbilhaqq atau amar ma'ruf nahi munkar dengan segenap kemampunnya baik harta dan jiwa, baik miskin atau kaya, baik susah atau senang, baik dengan ringan hati ataupun dengan berat hati, baik kondisi aman atau tidak aman, baik ketika sedikit maksiat apalagi ketika maksiat merajalela seperti saat ini.

Dakwah adalah perintah Alloh Ta'ala yang harus kita jalankan sebagaimana kewajiban-kewajiban yang lain.
Dakwah adalah bukti kecintaan yang paling tinggi kepada Alloh
Dakwah adalah bukti kecintaan yang paling tinggi kepada ummat manusia
Dakwah adalah bukti kecintaan yang paling tinggi kepada Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam.

Dengan dakwahlah akan terwujud tujuan penciptaan manusia yakni untuk mengabdi kepada Alloh Ta'ala
Dakwah adalah benteng perlindungan diri yang paling kokoh
Para juru dakwah memiliki kemuliaan yang tinggi di sisi Alloh.

Berbagai kemaksiatan dan kemungkaran merajalela diwilayah kita, Depok yang tercinta, seperti:
-  Bertambahnya tempat-tempat pacaran seperti di kota kembang
-  Praktek perdukunan berkedok pengobatan
-  Semakin banyak patung-patung
-  Para wanita semakin memamerkan aurot
-  dan lain-lain

Jika hal ini kita biarkan maka akan semakin berkembang, meluas.
Orang-orang yang berkmaksiat dari yang paling ringan sampai tingkat tinggi tak malu-malu mengedarkan kemaksiatan mereka.
Sementara orang-orang yang mengetahui kebenaran diliputi berbagai syubhat sehingga tak mau menyampaikan kebenaran yang diketahuinya.

Dengan demikian mengakibatkan kebatilan semakin berkembang sedangkan kebenaran redup dan menciut.

Ikhwah fillah,
Mari kita bergerak, bangkitkan dakwah, galang kekuatan dan kordinasi untuk menghacurkan kebatilan.

Jika ada artikel dakwah atau sekedar menginformasikan berbagai kebatilan yang terjadi dikota depok, silahkan di email ke alamat berikut: dakwahdepok@ymail.com.
Artikel dan informasi anda yang bagus insyalloh akan kami postkan di blog ini.

Tapi ingat cara kita jangan anarkis jangan dengan kekerasan. Blog ini tidak dibuat untuk kekerasan. Tahan emosi anda.
Kita menggalang kordinasi dengan berbagai pihak untuk menyadarkan ummat kembali kepada jalan Alloh 'Azza wa Jalla.

Selasa, 10 Juli 2012

Syubhat Dakwah: "Anda jangan merasa benar sendiri"


Bismillahir-rohmanir-rohim

Ikhwah fillah,
Ketika kita mencoba untuk berdakwah ke masyarakat, seringkali masyarakat melontarkan ungkapan dengan tujuan menolak atau menghindar dari apa yang kita sampaikan, seperti ungkapan: “anda jangan merasa benar sendiri”. 

Apabila kita baru mengetahui kalimat ini, kebanyakan kita mungkin akan sedikit down atau terjebak dengan keinginan lawan bicara kita, sehingga kita membalas dengan jawaban yang kurang tepat atau menguntungkan pihak mereka yang menolak dakwah kita.

Ikhwah fillah, mungkin kali ini saya akan berikan satu jawaban dari ungkapan itu,
Jadi katakan saja pada mereka bahwa: Setiap orang berhak merasa benar dengan apa yang dilakukan atau diucapkannya. Seperti Para pezina merasa benar dengan apa yang dilakukannya, penjudi merasa benar dengan apa yang dilakukannya, pelaku kesesatan pun merasa benar dengan apa yang dilakukannya, dan semua orang sperti itu. Coba saja kita larang mereka dari kemaksiatan dan kesesatan yang dilakukannya, pasti kebanyakan mereka marah, tidak terima dengan berbagai lontaran kata-kata atau perbuatan, bahkan lawan bicara kita pun tanpa dia sadari merasa benar dengan pemikiran atau anggapannya sendiri. Ya begitulah karena mereka merasa benar dengan apa yang dilakukannya bahkan yakin itu yang terbaik bagi mereka.

Selanjutnya tegaskan pada mereka, siapapun berhak merasa benar dengan apa yang dilakukannya hanya saja perhatikan standar kebenarannya: apakah bersandar pada hawa nafsu, bersandar pada kebodohan atau bersandar pada AlQuran dan Sunnah? Jika mereka yang bersandar pada hawa nafsu dan kebodohan saja merasa benar dan menyebarkan kebatilan yang mereka lakukan. Maka kita yang bersandar pada AlQuran dan Assunnah harus lebih merasa yakin dengan mantap terhadap apa yang kita sampaikan dan jangan mau kalah. Sebagaimana firman Alloh: “Kebenaran itu datangnya dari Robbmu, karena itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu”. QS. 2: 147.

Semoga apa yang saya sampaikan ini bermanfaat. Jika ada hal yang kurang tepat mohon diperbaiki. Dan kepada Alloh jua-lah kita memohon pertolongan atas segala syubhat yang beredar disekitar kita.