Bongkar Lokasi Prostitusi

Walikota Depok Akan Bongkar Lokasi Prostitusi di Cimanggis

Oleh : , Pada : Jul 03, 2012 | 239 Kali Dibaca | Leave a Comment
depoknews.com | Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail mengatakan pihaknya bersama unsur instansi lain akan segera melakukan penertiban di kawasan Pondok Rangon, Cimanggis, yang merupakan kawasan mesum alias prostitusi. “Ya, kami siap membongkarnya,” kata  Nur Mahmudi kepada Tempo.
Menurut Nur Mahmudi, semua tempat yang menyalahi aturan dan meresahkan masyarakat akan ditindak.  “Wilayah Pondok Rangon dan tempat-tempat yang terbukti melakukan pelanggaran penertiban, memang akan segera ditertibkan. Itu sudah termasuk rencana kami,” kata Nur.
Tidak hanya kawasan Pondok Rangon saja yang akan ditertibkan. Menurut Nur Mahmudi, wilayah lain yang mengganggu ketertiban umum juga akan dilakukan serupa.  “Yang jelas, tempat-tempat yang terbukti melanggar semua akan ditertibkan. Semua unsur harus terlibat seperti Kepolisian, Kodim dan juga Satpol PP,” kata dia.
Sebelumnya, Front Pembela Islam (FPI) Kota Depok mendesak Pemkot Depok untuk segera melakukan penertiban di kawasan prostitusi Pondok Rangon, Cimanggis, Depok.  Ketua FPI Depok, Habib Idrus Al Gadhri mengatakan pihaknya memberi waktu Pemkot Depok selama tiga hari untuk segera menertibkan tempat hiburan malam tersebut. Jika tidak, mereka akan membongkar langsung warung remang-remang tersebut. “Kami beri waktu sebelum hari Kamis. Jika Pemkot tidak meratakan tempat itu, apa boleh buat kami akan turun ke lokasi itu. Ini merupakan ultimatum terakhir,” ujar Habib Idrus usai menemui Wali Kota Depok, di Balai Kota Depok, Senin (02/07/2012).
Idrus mengatakan, sebelumnya FPI sering mengingatkan pengelola kegiatan prostitusi di Pondok Rangon agar segera membongkar tempat itu. Namun peringatan tersebut tidak digubris. Menurut Idrus, tempat hiburan di Pondok Rangon sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Tempat yang menjajakan prostitusi pun semakin besar. “Tempat itu seperti Texas, Amerika Serikat dan terus berkembang, dari 17 lapak, sekarang sudah berkembang menjadi 22 lapak. Warga sekitar juga sudah gerah,” katanya dikutip Pikiran Rakyat.
Tidak hanya membahas keberadaan tempat prostisusi, dalam pertemuan yang berlangsung tertutup itu juga dibahas mengenai bentrokan antar FPI Bekasi dengan etnis tertentu. Hal itu terjadi ketika FPI berusaha melakukan sweeping tempat tersebut pada Sabtu malam (30/6).  Ketua Jihad FPI Depok, Ahmad Yani, mengatakan salah satu anggota FPI Bekasi diserang saat akan melakukan penertiban. Penyerangan itu berakibat anggota FPI mengalami luka yang cukup parah.
“Sebenarnya kami sudah tahu pelaku penyerangan itu. Namun, kami kan tetap harus mengikuti proses hukum,” ujar dia.
Dirinya berharap Pemkot Depok bersama aparat kepolisian segera melakukan tindakan terhadap kelompok yang melakukan penyerangan terhadap anggota FPI Bekasi. (fimadani)

Tidak ada komentar: